Debut Perdana F1 Pembalap Rio Haryanto Asal Indonesia berakhir di GP Australia

Penggemar Formula 1 (F1) tentu tidak sabar menunggu musim 2016 dilangsungkan. Musim 2016 ini agak spesial terutama bagi penggemar F1 di Indonesia. Penggemar F1 di Indonesia sebelumnya hanya dapat menjagokan pembalap-pembalap yang berasal dari berbagai negara lain. Tahun ini, tercipta sejarah bahwa pembalap asal Indonesia dapat bersaing di F1. 

Rio Haryanto pembalap berusia 23 tahun asal Indonesia berhasil menjadi pembalap Indonesia pertama yang merasakan suasana persaingan di F1. Rio bergabung dengan tim Manor Racing dengan menggunakan MRT05 nomor 88. Rio akhirnya dapat kesempatan untuk unjuk gigi dalam satu arena dengan pembalap top dunia, seperti Kimi Raikkonen, Sebastian Vettel, Lewis Hamilton, dan pembalap top lainnya.
Rio Haryanto

Bagi Rio, perjalanan menuju F1 tentu sebuah perjuangan berat. Rio terpaksa mengeluarkan miliaran dana agar mendapat tempat di salah satu tim F1. Berbagai cara dilakukan Rio. Dengan perjuangan yang gigih, dengan meminta dukungan berbagai pihak, seperti pemerintah, BUMN, dan sponsor akhirnya Rio berhasil menuju F1.

Keberhasilan Rio menuju F1 tidak dipungkiri juga oleh bakat individu dan prestasi yang diraihnya. Karir Rio dimulai pada usia 13 tahun. Saat itu, Rio mengawali karir di balapan gokar. Saat itu juga, Rio menjadi perbincangan setelah memenangi ajang Asian Karting Open Championship pada tahun 2006 silam.

Dua tahun kemudian saat usianya masih menginjak 15 tahun, Rio tampil di berbagai balapan di bawah Formula 1. Diawali di ajang Formula Asia2.0. Pada ajang tersebut, Rio meraih posisi ketiga dari hasil satu kemenagan dan tujuh podium. Di musim selanjutnya, Rio ikut serta di sejumlah ajang balap formula dan kejuaraan, seperti Asian Formula Renault Challenge, Formula BMW Europe, dan Australian Drivers Championship. Prestasi terbaiknya diperoleh pada ajang Formula BMW Pasific Championship. Rio menang setelah meraih 12 podium dari 11 kemenangan dari 15 balapan.

Setelah itu, Rio merengsek naik ke GP3 series dan GP2 Series. Pada tahun 2015, di GP2 Series Rio menutup musim dengan manis. Rio meraih lima podium. Tiga di antaranya Rio berada di posisi puncak ketika balapan digelar di Sirkuit Bahrain di  Bahrain, sirkuit Red Bull Ring di Austria, dan Sirkuit Silverstone Inggris. Rio menutup musim dengan berada di posisi keempat dengan selisih satu angka dengan pembalap di posisi tiga, yaitu pembalap Rusia Sergey Sirotkin dengan poin 139, sedangkan Rio 138. Itulah catatan prestasi Rio yang kemudian mengantarkannya menjadi pembalap Formula 1
Kemarin, balapan perdana F1 berlangsung di Grand Prix Australia di Melbourne, Australia pada Minggu, 20 Maret 2016. Pada debut perdananya, Rio tidak beruntung setelah dia harus memulai balapan di posisi belakang karena waktu yang diperolehnya lebih lambat dibandingkan dengan pembalap lain. Selain itu, Rio mendapatkan penalti setelah menabrak pembalap Haas Ferrari, Romain Grosjean pada sesi latihan sehingga Rio harus memulai start di posisi 22. 

Ketidakberuntungan lain Rio di balapan perdananya ialah Rio terpaksa harus menghentikan balapannya setelah lap ke 18. Sebelumnya balapan harus dihentikan karena terjadi kecelakaan parah mobil Fernando Alonso menabrak ban belakang Esteban Gutierrez. Beruntung pada insiden tersebut kedua pembalap tidak mengalami cedera. Hanya saja, balapan harus dihentikan karena serpihan mobil berceceran di sebagian pinggir sirkuit sehingga membuat jalan tidak dapat digunakan sebelum serpihan disterilkan. 
Saat itu, semua mobil masuk ke pit area. Ketika restart, mobil Rio tidak terlihat di barisan. Tim Rio mengatakan bahwa mobil Rio mendapatkan masalah di driveline dan terdapat ceceran oli yang menetes dari gearbox yang membuat Rio harus menyaksikan balapan berakhir di paddock area. Meski target Rio tidak tercapai untuk masuk ke posisi 15 besar di balapan pertama, Rio tetap mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dan kini Rio memfokuskan diri untuk balapan kedua di Bahrain pada 3 April Mendatang. (Teguh)


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Back to top