Komunitas-Komuitas Indonesia Yang Masih Eksis Di Negeri Tulip

Keberadaan komunitas Indonesia di negara lain memang sangat dibutuhkan. Terutama saat kita berkunjung ke luar negeri. Apabila kita bertemu teman setanah air di negara lain, pastinya kita merasa bertemu dengan keluarga besar. 

Nah, jika kita melancong ke negeri Belanda, disana kita akan sering menemukan komunitas-komunitas yang sebagian besar beranggotakan orang Indonesia. Komunitas-komunitas Indonesia ini ternyata masih eksis di negeri tulip ini. Ingin tahu kankomunitas-komunitas Indonesia apa saja yang ada di Belanda. 

Berikut ini kebudayaan indonesia akan menjelaskan informasinya berdasarkan dari sumber artikel yang pernah di publikasikan oleh Basir Annas pada website apaajaboleh.com.

1. Komunitas Indo Blasteran
Kehadiran komunitas ini merupakan terdahulu di Negeri Belanda sehingga usia berdirinya komunitas ini bisa dikatakan paling tua dibandingkan dengan komunitas lain. Pasalnya, kehadiran komunitas ini sudah ada dari generasi ke generasi. Keberadaan penduduk bangsa Indonesia-Belanda ini sudah terjadi sejak zaman masa kolonial Belanda di Indonesia. 
Sebagian besar dari mereka memang sering terjadi pernikahan antara Sang Tuan dengan pengasuh rumah tangga yang terjadi sejak zaman penjajahan kolonial. Namun, pada zaman pergantian kekuasaan yang ada di Indonesia, komunitas ini berpindah ke negara Belanda. Komunitas mereka mencapai puncaknya pada akhir tahun 1965 dan 1966 yang akhirnya memutuskan untuk menetap di Negeri Belanda. 

Perlu diketahui bahwa berada di posisi mereka sangatlah sulit. Alasannya, di Negeri Belanda mereka masih dianggap sebagai orang asing. Sedangkan di Indonesia, mereka merasa sama tetapi kehilangan tanah airnya.

2. Komunitas Ambon
Komunitas ini terdiri dari anggota yang semuanya berdarah Ambon. Hadirnya komunitas ini ke Belanda sejak tahun 1950 atas kebijaksanaan pemerintahan Belanda. Pasalnya, pemerintah Belanda merasa perlu bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan bekas serdadunya. 
Dahulu kala serdadu milik Belanda pernah tergabung dalam KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Leger). Bekas tentara KNIL ini dipindahkan ke Belanda oleh pemerintah Belanda sejak TNI mengoperasialihkan kekuasaan mereka dibawah Presiden Ir. Soekarno. Hingga sekaran ini, mereka sudah tersebar di beberapa wilayah penjuru selatan dari propinsi Maastrich hingga menuju wilayah utara Propinsi Groningan dan Frisland. 

3. Komunitas Jawa – Suriname
Sejarah kehadiran komunitas Jawa Suriname ini memang tidak berjalan lurus karena mereka sempat menjadi buruh. Suku Jawa Suriname ini memang memiliki leluhur yang berdarah asli Jawa yang berangkat dari Pulau Jawa menuju Suriname sejak zaman kolonial pada tahun 1890. Awal keadatangan suku ini memang bermula dari dipekerjakannya tenaga asli Suku Jawa di perkebunan tebu. 
Harapan mereka setelah masa kontrak kerja mereka berakhir, mereka akan dikembalikan pulang ke Pulau Jawa. Namun, kenyataannya tidak sehingga mereka membentuk komunitas Jawa sendiri di Suriname setelah mereka sudah merdeka dari kekuasaan negara lain. Ironisnya, mereka tetap merasa sebagai orang Jawa tetapi merasa bukan bangsa Indonesia.

4. Komunitas Indonesia Merdeka
Lain halnya dengan komunitas-komunitas sebelumnya, komunitas ini datang ke Negeri Belanda atas kemauan mereka sendiri bukan karena ikatan leluhur atau sejarah. Sehingga kedatangan bangsa Indonesia  ke Belanda tidak ada kaitannya dengan sejarah masa lalu mereka. Jelas sudah letak perbedaan mereka dengan komunitas sebelumnya. 
Tujuan orang-orang komunitas Indonesia yang datang ke Belanda ini mungkin saja memang mereka ingin belajar di Belanda, bekerja atau tinggal beberapa lama untuk mengamati kebudayaan Belanda saja. Apabila mereka sudah menetap dari generasi ke generasi mereka sudah memahami bahwa kehadiran mereka di Belanda memang benar-benar kemauan sendiri. 

Semoga kita selalu cinta tanah air dimanapun kita berada bahkan di negara lain yang dianggap indah sekalipun karena Indonesia merupakan tanah kelahiran kita. (Chandra WH)


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Back to top