Pada tahun kemarin, kita menjumpai banyak kasus yang terjadi di saat mengikuti kegiatan MOS seperti halnya penekanan mental, tindakan pembulian bahkan pemukulan fisik yang berujung pada kematian. Tentunya kasus-kasus seperti ini membuat para orang tua terpukul, apalagi bagi orang tua yang anaknya menempuh pendidikan di luar pulau atau propinsi.
Apa jadinya jika orang tua mengharapkan anaknya menjadi orang yang sukses dan berilmu tetapi malah menerima kenyataan pahit dari dampak negatif MOS? Jangan biarkan hal ini terjadi lagi karena ada beberapa inovasi kegiatan unik yang bisa diterapkan untuk membangun motivasi siswa.
1. Mewajibkan Peserta MOS memakai Kostum Unik
Bukan jamannya lagi peserta MOS diwajibkan memakai baju yang terbuat dari kardus dan memakai pita warna-warni. Ini kegiatan MOS atau belajar jadi pemulung? Kegiatan seperti ini seharusnya bisa diubah menjadi kegiatan yang lebih menarik. Buat kegiatan MOS seperti festival cosplay dengan konsep budaya lokal.
Contohnya saja, peserta MOS diwajibkan memakai kostum mirip tokoh cerita rakyat seperti Sangkuriang, Jaka Sembung, Bawang Putih dan Bawang Merah, Timun Emas. Siswa tidak diwajibkan memakai kostum dari tempat persewaan melainkan memakai kostum sesederhana mungkin dari kreatifitas mereka sendiri. Jika ada kostum yang paling unik, guru dan panitia wajib memberikan hadiah pada siswa yang memakai kostum terunik itu.
2. Permainan Putaran Nama
Apabila siswa diwajibkan meminta tanda tangan kepada para siswa senior, maka cara itu sudah basi. Ini yang bikin peserta MOS sering gregetan sampai-sampai ada yang berkata ‘ emangnya mereka artis? Sudah! Tinggalkan cara yang ini dan gantikan dengan cara yang lebih efektif dan menyenangkan.
Contohnya adalah games putaran nama. Cara bermainnya adalah dengan cara membentuk lingkaran besar pada setiap kelompok. Lingkaran tersebut terdiri dari delapan sampai sepuluh orang. Setiap kelompok tidak hanya diikuti siswa baru saja tetapi juga siswa senior. Selanjutnya, semua siswa duduk bersila membentuk lingkaran. Setiap orang memperkenalkan nama mereka masing-masing sebanyak dua kali putaran secara bergilir. Saat musik dimainkan, tangan kanan orang pertama menepuk tangan kiri orang kedua sambil memanggil nama teman yang ditepuk tersebut.
Jika ada seorang siswa yang salah menyebut nama teman sebelahnya, maka dia berhak maju ke tengah lingkaran dan siap menerima pertanyaan dari teman-teman yang lain secara bergilir. Dalam mengajukan pertanyaan, harus ada batasannya. Misalnya saja siswa lain tidak boleh mengajukan pertanyaan negatif atau masalah pribadi pada siswa yang terkena hukuman tersebut. Siswa diwajibkan mengajukan pertanyaan dengan hal-hal yang menyenangkan saja. Dengan begitu, permainan ini menambah keakraban antara siswa baru dengan siswa senior.
3. Bazar Jajanan Sekolah
Disuruh membawa makanan dengan nama yang aneh-aneh pakai teka-teki itu sudah biasa. Coba ganti dengan acara bazar kecil-kecilan dengan menjual aneka jajanan sehat dan bergizi. Program ini bisa diikuti oleh siswa yang dibagi dari beberapa kelompok. Satu kelompok misalnya terdiri dari empat sampai enam orang.
Semua anggota sudah pasti terdiri dari siswa baru dan siswa senior. Bazar makanan bisa juga mengangkat tema misalnya ‘Tema Kebun’ sehingga siswa memiliki kreasi sendiri membuat bekal makanan sederhana yang didapat dari hasil kebun (contohnya olahan sayur dan buah) atau membuat kue sederhana yang menyerupai taman bunga. Asyik bukan? Selain menambah kreatifitas dan keakraban antar siswa junior dan senior, program ini bisa memupuk siswa untuk belajar berwirausaha.
4. School Explorer Games
Berpetualangan tidak harus sampai ke luar tempat apalagi ke tempat asing yang jauh dari pemukiman. Permainan ini bisa dilakukan di sekitar sekolah sehingga para siswa dapat mengenal semua lokasi sekolahnya lebih dekat. Misalnya saja semua gedung sekolah dibagi menjadi beberapa obyek.
Contoh “Tema Mencari Harta Karun” langkah awal untuk mencari petunjuk adalah menulusuri teka-teki awal yang terselip dalam buku, tentunya buku tersebut juga diberikan judul yang abstrak agar setiap tim penjelajah bisa menganalisa sendiri maksud judul buku itu. Selanjutnya, siswa bisa diarahkan ke lapangan basket, ke aula hingga menemukan sebuah kunci untuk membuka tempat misterius. Di dalam tempat misterius itu ada sebuah naskah yang berisi sejarah awal berdirinya sekolah. Naskah itulah yang bisa ditukarkan dengan hadiah atau reward untuk tim yang terlebih dahulu menemukan petunjuk tersebut.
Ada banyak cara yang bermanfaat dalam kegiatan MOS. Tujuan utama kegiatan MOS adalah agar siswa dapat kerasan di lingkungan sekolah bukan kekerasan dalam lingkungan sekolah. (Chandra WH)