Menjadi generasi belakangan lebih sulit daripada generasi perintis. Beban kita adalah bukan terletak pada mencari persoalan saja, tetapi menghindari objek yang sudah pernah diteliti oleh orang lain. Jika tidak, kita dinamakan plagiator.
Banyak kasus, objek tersebut menarik, tetapi kita putus asa karena telah didahului oleh generasi sebelumnya. Tetapi banyak objek lain, tapi kita sendiri tidak tetarik. Inilah pangkal mula konflik batin itu muncul dan menghantui. Padahal di sisi lain, jarum jam terus berjalan dan tenggat waktu kuliah menghantui agar cepat selesai.
Banyak yang galau memilih objek. Terkadang kita tidak tahu harus mulai dari mana? Seperti orang yang jatuh cinta saja, bak kata orang tua kita dalam mencari pasangan tentu jangan sembarangan saja. Mungkin pernah mendengar “jangan mencari pasangan hidup di terminal, barangkali ke depan dia seorang tukang copet”, “jangan mencari di halte, nanti kita hanya menjadi tempat persinggahan”, “tapi carilah orang di tempat ibadah, pasti dapat yang soleh atau soleha, atau cari di kampus, pasti dapat yang pintar”.
Begitu juga dengan kegalauan memilih objek penelitian. Jika hanya diam di tempat maka tak akan terjadi apa-apa, maka pergilah ke kampus, biar ketemu anak kuliahan, pergi ke tempat ibadah biar ketemu yang soleh atau soleha, pergi ke perpustakaan biar dapat ide untuk karya ilmiah.
Seperti jatuh cinta saja, kita tertarik pada seseorang tetapi orang tersebut telah ada yang punya. Banyak yang jomblo, tetapi kita sendiri yang tidak tertarik. Persoalannya ialah bagaimana kita tetap mengambil objek yang menarik dan tidak disebut plagiator.
Berikut ada beberapa tips agar tidak terjerumus menjadi plagiator.
1. Ketahui apa itu plagiat?
Agar tidak terjebak menjadi seorang plagiator tentulah harus diketahui apa itu plagiat, kriteria-kriteria yang termasuk plagiat, dan hal-hal yang berhubungan dengan plagiat. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 dikatakan: “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”.
2. Cari referensi sebanyak mungkin
Jika objek penelitian telah ditemukan maka carilah referensi dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek yang akan ditulis. Bacalah tulisan-tulisan yang mirip dengan objek penelitian yang akan dilakukan. Sebab, dengan langkah tersebut anda akan tahu perbedaan dan persamaan dengan tulisan yang akan anda tulis. Perbedaannya tidak akan menjadi persoalan, tetapi persamaan itulah yang akan bermasalah. Untuk itu, jika anda telah tahu di mana persamaannya maka anda harus mencari solusi untuk mengakali agar tidak plagiat.
3. Teori orang kembar
Banyak cara lain agar kita tidak plagiat, walaupun objeknya sama. Kita bertolak pada “teori orang kembar”. Orang kembar tidak persis sama. Pembedanya dapat berupa adanya tahi lalat, tanda lahir, atau ciri lain yang tidak dimiliki satu sama lain. Teori orang kembar ini barangkali harus diterapkan. Maksudnya, walaupun objeknya sama, agar tidak plagiat kita dapat membuat kebaruan berupa perbedaan teori, objek, lokasi penelitian, dan kebaruan lain yang diusulkan. Atau, dapat anda tulis dengan cara mengutip, memberi catatan kaki, parafrasa, dan beberapa teknik lain.
4. Cantumkan tinjauan Pustaka
Bila tidak ada cara lain yang dapat ditempuh untuk menghindari plagiat, maksudnya apabila terdapat beberapa kesamaan dan tidak dapat dihindari karena alasan penting untuk ditulis maka dapat ditulis dengan kutipan. Dengan catatan, peneliti lain itu kita cantumkan dalam tinjauan pustaka dan daftar pustaka tulisan yang akan ditulis.
Memang suatu kesulitan untuk menjadi seorang yang benar-benar tidak menjadi plagiator 100%. Apalagi oleh mahasiswa atau penulis muda atau yang belum berpengalaman. Yang berbengalaman saja sering kecolongan, apalagi pemula. Sebab, pertama memang sudah naluri manusia untuk meniru. Kedua, banyak tulisan-tulisan atau penemuan-penemuan baru merupakan hasil dari inspirasi terhadap beberapa tulisan sebelumnya. Oleh karena itu, jangan sampai anda tidak mulai menulis hanya dengan dalih takut menjadi plagiat. (Luh Sumilir)